Kamis, 18 Desember 2014

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN IPTEK





Bab I
Pendahuluan

A.      LATAR BELAKANG
Pengetahuan yang kita miliki merupakan hasil dari pengalaman-pengalaman yang kita alami. Sejauh mana pengalaman-pengalaman yang dimiliki seseorang semakin banyak pengetahuan yang ia miliki. Berawal dari ketidaktahuan manusia mulai mencari tahu akan hal-hal yang tidak ia ketahui tersebut. Filsafat yang dahulunya sangat berperan dalam memecahkan ketidaktahuan manusia. Filsafat membantu seseorang berusaha mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan yang ada dibenaknya untuk menyelesaikan masalah kehidupan. Karena semakin komplek permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya, maka mulailah bermunculan berbagai disiplin ilmu yang dulunya menjadi bidang filsafat secara keseluruhan. Namun saat ini setiap disiplin ilmu telah memiliki bidang kajian sendiri secara khusus yang mendalami masalah-masalah bidang kajiannya untuk mencari solusi atas permasalah manusia di bidang itu.

Ilmu pengetahuan sepertinya hanya dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang bersifat kajian. Manusia semakin berkembang dan semakin pelik juga masalah yang timbul. Dalam tataran kehidupan riil, manusia membutuhkan teknologi yang merupakan hasil dari ilmu pengetahuan untuk memudahkan hidup manusia. Efektifitas dan efisiensilah yang menjadi ciri dari teknologi tersebut.

Kebudayaan memiliki peran dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu unsur kebudayaan adalah pengetahuan itu sendiri, dari unsur itu lah ilmu pengetahuan berkembang sehingga mencapai tahapan yang sangat tinggi sebagaimana yang kita ketahui sekarang. Dunia saat ini berada di era globalisasi, hal ini ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Berkat kecanggihan teknologi, informasi yang terjadi di belahan bumi barat dapat dengan mudah kita ketahui melalui internet misalnya, atau dari televisi, radio, dan media massa lainnya. Kemajuan teknologi yang begitu pesatnya membawa kekhawatiran bagi sebagian orang yang selalu berpegang kuat kepada nilai-nilai budaya. keberadaan teknologi secara tidak langsung akan menggeser nilai-nilai kebudayaan yang telah ada pada suatu daerah. Karena itulah muncul berbagai upaya untuk mencegah dampak negatif dari teknologi tersebut yang salah satunya dengan pengintegrasian antara ilmu pengetahuan dan agama.

Kehidupan kita di Indonesia nampaknya sudah mulai berkembang, ini dapat kita lihat dari berbagai kemajuan yang alami mulai dari aspek ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. Masuknya budaya-budaya luar khususnya barat juga sangat mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Dunia Barat yang lebih dahulu berkembang dan maju tentu akan ditiru oleh negara-negara berkembang, dan resikonya adalah tergesernya nilai-nilai yang telah ada. Permasalahan yang timbul saat ini adalah, Indonesia masih cenderung sebagai pemanfaat dari teknologi yang diciptakan oleh Barat. Sepertinya lambat laun Indonesia juga akan menjadi negara yang menciptakan teknologi seperti Barat meskipun agak terlambat, hal ini karena budaya yang kita miliki berbeda dengan budaya Barat.

Dalam kaitannya dengan kenyataan di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas berbagai topik tentang hal yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, seperti kebudayaa, ilmu pengetahuan, teknologi, dan perkembangannya di Indonesia. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah mengapa Indonesia tidak dapat menjadi pioner dari penemuan-penemuan teknologi modern?

B.   Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas, untuk memperjelas apa yang akan dikaji dalam makalah ini, maka perlu dirumuskan beberapa poin sebagai titik tekan dalam pembahasannya.

1.      Apa yang dimaksud kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi?
2.      Bagaiman pengaruh kebudayaan terhadap Iptek?
3.      Bagaimana peran kebudayaan Indonesia dalam mengembangkan disiplin ilmu
      pengetahuan di Indonesia?


C.    Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini tentu harus sesuai dengan rumusan masalah, yaitu:
1.     Untuk mendeskripsikan kebudayaan, ilmu pengatahuan, dan teknologi.
2.     Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan terhadap Iptek.
3.   Mengetahui peran kebudayaan Indonesia dalam mengembangkan disiplin ilmu pengetahuan di Indonesia.

 Pembahasan

Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi

1.       Kebudayaan
Kebuayaan sebagaimana yang telah kita ketahui bersama merupakan hasil dari akal budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Menurut Soemardjan dan Soemardi yang dikutip Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosioligi Suatu Pengantar, mendefinisikan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat  menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitar agar kekuatan dan hasilnya dapat difungsikan untuk keperluan masyarakat.
            Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai sebuah adat yang ada di masyarakat yang digambarkan dalam kesenian seperti tarian, lukisan, seni suara, rumah adat, pakaian adat, dan lain sebagainya. Namun dari pandangan sosiologi kebudayaan bukanlah sesederhana itu. Kebudayaan merupakan semua hasil cipta, karsa, rasa, karya manusia  baik yang material maupun non material. Ini dilihat dari fenomena yang ada dalam masyarakat.
            Kebudayaan  material adalah hasil cipta karsa yang berwujud benda-benda nyata yang digunakan untuk mengolah alam seperti gedung, pabrik, jalan, rumah, dan alat komunikasi. Kebudayaan di sini lebih diartikan sebagai hasil dari pengetahuan manusia tentang teori-toeri terapan sehingga menjadi teknologi yang nyata dan digunakan oleh masyarakat tersebut untuk memudahkan segala urusannya.
             Kebudayaan nonmaterial adalah hasil cipta dan karsa yang berwujud kebiasaan dan adat istiadat, serta kesusilaan, keyakinan, keagamaan, dan sebagainya. Aturan-aturan yang tidak tertulis namun ditaati oleh suatu masyarakat adalah contoh dari kebudayaan ini. Seperti yang dapat kita amati di jawa yang terkenal dengan keramahannya, dan penghormatannya kepada orang yang lebih tua sehingga harus membungkukkan badan ketika berjalan di antara orang-orang yang lebih tua. Budaya seperti ini tidak kita dapati bagi orang-orang Arab. Contoh lain adalah bagaimana budaya pernikahan adat sasak yang terkesan mencuri calon pengantin wanita terlebih dahulu sebelum dinikahi oleh calon pengantin pria setelah mendapatkan persetujuan dari keluarga kedua belah pihak.
Kebudayaan itu memiliki tiga bentuk perwujudan, yaitu: (1) ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan; (2) kelakuan atau kebiasaan manusia dalam masyarakat; (3) benda-benda hasil karya manusia. Tiga hal di atas jika diperinci, secara keseluruhan semuanya tidak keluar dari tujuh unsur kebudayaan yang dikutip Ahmadi dari pendapat Koentjaraningrat yang dikenal dengan unsur-unsur kebudayaan universal, yaitu:

1.      Sistem religi dan upacara keagamaan
2.      Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3.      Sistem pengetahaun
4.      Bahasa
5.      Kesenian
6.      Sistem mata pencarian hidup

Kebudayaan memang bagian dari kehidupan manusia, manusialah yang menciptakan kebudayaan. Semakin maju kebudayaan manusia maka ia akan semakin ingin tahu tentang sesuatu yang menjadi permasalahannya dalam kehidupan. Karena itulah sistem pengetahuan menjadi salah satu unsur kebudayaan manusia. Sistem pengetahuan manusia akan selalu berkembang sampai masalah yang dihadapi manusia habis, mungkin barulah pengetahuan itu akan berhenti.

2.      Ilmu Pengetahuan
                     Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang paling pasti dari semua jenis pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Kepastian ilmu pengetahuan didukung oleh penelitian dan refleksi yang dilakukan atas pengetahuan yang sudah ada. Penelitian dan refleksi merupakan faktor yang berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.[6] Berbagai macam pengetahuan yang kita miliki, satu contoh adalah tentang benda yang dilemparkan ke atas pasti akan jatuh ke bawah, hal ini merupakan pengetahuan masih dalam tahap biasa, kemudian setelah adanya penemuan dari hasil penelitian yang membuktikan bahwa adanya daya gravitasi bumi yang membuat benda itu selalu jatuh ke bawah. Ketika telah diketahui seperti itu, maka pengetahuan itu bersifat pasti. Sifat pasti dalam ilmu pengetahuan tentu masih bersifat tentatif atau masih ada kemungkinan untuk berubah dengan adanya penemuan teori baru yang dapat meruntuhkan teori sebelumnya dari hasil penelitian-penelitian  yang lain.
                Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan (knowledge) yang telah tersusun secara sistematis dengan menggunakan pikiran, yang mana pengetahuan itu dapat selalu ditelaah dengan teliti oleh orang yang ingin mengetahuinya.[7] Melihat  pengetian di atas setidaknya kita bisa menangkap beberapa hal yang menjadi  persyaratan yang menjadikan pengetahuan itu sebagai ilmu pengetahuan (science), antara lain:
               Pertama, adanya pengetahuan. Pengetahuan ini merupakan hasil dari pemikiran manusia yang berasal dari kesan yang ditimbulkan panca indera yang berbeda sekali dengan pengetahuan tentang agama, mitos, tahayul dan lain sebagainya. Pengetahuan yang menjadi salah satu syarat terbentukanya ilmu harus merupakan hasil dari penginderaan, misalnya api itu panas, es itu dingin, besi itu jika dipanaskan akan meleleh. Kedua, sistematis. Sistematis di sini berarti urut sehingga jelas apa yang menjadi fokus atau garis besar ilmu pengetahuan tersebut. Secara urut berarti pembentukan dari ilmu pengetahuan ini harus memiliki metode atau cara-cara yang ditempuh untuk membuktikannya. Ketiga, hasil pemikiran. Artinya, ilmu pengetahuan hasil penggunaan otak atau akal, dengan kata lain pengetahuan ini masuk akal, menafikan hal-hal yang tidak masuk akal semisal beberapa hal yang ada di dalam agama contohnya kenapa orang Islam shalat menghadap kiblat (ka’bah), mengapa kita shalat dengan cara yang kita lakukan saat ini. Kemudian yang keempat adalah ilmu pengetahuan itu harus dapat dikemukakan menjadi konsumsi umum dan tidak menutup kemungkinan orang lain melakukan penelitian tentang hal yang sama demi pengembangan ilmu pengetahuan (objektif).
                  Ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu sebagai ilmu pengetahuan murni dengan bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, yaitu untuk mempertinggi mutunya hanya dalam ranah otak (mind). Selanjutnya ilmu pengetahuan terapan yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tesebut dalam masyarakat dengan tujuan untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi manusia dalam hidup ini.

Ilmu atau science berfungsi untuk memahami permasalahannya.Pengetahuan dan sience memang sejak awal menjadi problem solving bagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi manusia. Baik masalah yang bersifat teoretis maupun praktis. Kita mencoba perhatikan di setiap disiplin ilmu, secara keseluruhan semua disiplin keilmuan bertujuan untuk menyelesaikan segala macam permasalahan manusia di bidang yang menjadi konsentrasinya, sebagaimana juga filsafat yang merupakan induk dari setiap ilmu yang dulunya menjadi pemecah masalah yang ada di tengah kehidupan ini.

3.      Teknologi
Teknologi modern merupakan teknologi yang diperoleh secara saintifik, atau sain terapan.Artinya, hasil dari ilmu pengetahuan yang bersifat terapan adalah berbagai alat-alat teknologi yang digunakan manusia untuk memudahkan dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. E.B Taylor memiliki definisi kebudayaan sebagaimana yang dikutip Abu Ahmadi, adalah sebuah jalinan dalam keseluruhan yang meliputi, pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat dan lain sebagainya yang menjadi kenyataan dan kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat.Berdasarkan definisi ini, teknologi tidak disebutkan secara jelas, namun dari kenyataan dan kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat tentu di dalamnya ada unsur teknologi. Karena itu selalu ada teknologi dalam kebudayaan manusia dengan model yang sesuai dengan kondisi zamannya masing-masing. Contohnya, penggunaan batu ketika memburu pada masa pra-sejarah merupakan teknologi di saat itu. Berbeda dengan zaman kita sekarang yang sudah menggunakan berbagai teknologi modern dalam berburu seperti senapan angin yang tentunya berbeda dengan yang digunakan di masa pra-sejarah. Intinya adalah, di setiap zaman pasti memiliki kebudayaan dan dalam kebudayaan itu ada sistem teknologi.
                Teknologi sebenarnya telah ada sejak zaman dahulu, karena teknologi itu merupakan segala prangkat ide, metode, teknik, benda material yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi, teknologi itu lahir dari akal manusia untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Karena itu teknologi berfungsi untuk mempermudah hidup manusia dan menjadikannya lebih efektif dan efisien dalam melakukan suatu pekerjaan yang menjadi kegiatannya dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri.
                Ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat saudara kembar yang sulit dipisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Di mana ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahuai “apa”, sedangkan teknologi digunakan untuk mengetahui “bagaimana”. Ilmu merupakan badan pengetahuan (body of knowledge), dan teknologi sebagai “seni” yang berhubungan dengan proses produksi yang berkaitan dalam suatu sistem yang saling  berinteraksi. Teknologi adalah terapan dari ilmu pengetahuan, sementara teknologi itu sendiri mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Segala bentuk kemajuan teknologi saat ini tidak lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri, karena ilmu pengetahuan itulah yang menghasilkan teknologi.
                Teknologi terdiri dari tujuh unsur, yaitu: (1) alat-alat produktif, yang digunakan untuk merubah bahan mentah menjadi barang jadi seperti, rice cooker, mixer, dan lain-lain; (2) senjata, yang digunakan untuk mempertahankan diri dan negara baik yang berjenis nyata maupun kimian; (3) wadah, yang merupakan bangunan infra struktur yang semakin maju saat ini; (4) makanan dan minuman, yang dulunya masih sederhana, sekarang muncul berbagai makanan yang siap saji dengan berbagai olahan rasa; (5) pakaian dan perhiasan, berbagai tren mode  perhiasan dan pakaian yang tidak ada habisnya; (6) tempat berlindung dan perhiasan, seperti rumah dan lain sebagainya; dan (7) alat-alat transfor, seperti mobil, pesawat, dan kapal pengangkut barang dari satu wilayah ke wilayah lain. Ketujuh unsur ini menjadi daerah keberadaan teknologi tersebut. Jika kita perhatikan lebih cermat, keseluruhan unsur tersebut hanya berada pada hal-hal yang bersifat fisik, ini disebabkan karena teknologi merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperuntukkan dalam pemecahan masalah-masalah yang nyata. Teknologi ini merupakan hasil karya masyarakat atau juga dapat dikatakan kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.
                  Begitu besar pengaruh dan manfaat teknologi bagi manusia dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Namun dalam hal ini, manusia tentu tidak hanya memiliki permasalah yang nyata. Ada permasalahan-permasalahan manusia yang bersifat nonfisik seperti masalah kejiwaan, masalah moral, dan lain sebagainya, dalam hal seperti ini teknologi tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah itu. Maka saat itulah dibutuhkan nilai-nilai adat lainnya seperti nilai-nilai agama.

Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perkembangan Iptek
Teknologi di era globalisasi ini membuat orang cenderung hidup senang dan mewah. Semakin maju suatu teknologi maka semakin melahirkan sifat menyenangkan dan mewah, dan juga semakin mahal meskipun lebih besifat memudahkan. Kita lihat di Indonesia, pengaruh teknologi nampaknya menciptakan dua hasil yang bersegi. Di satu pihak, membawa gaya hidup yang serba menyenangkan, dan di pihak lain membawa problem sosial yang cukup parah yaitu mempertajam jurang antara lapisan kaya dan miskin di dalam masyarakat, dan dapat juga menjadi bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri..Contohnya kita bisa lihat di ibu kota Jakarja, di mana kesenjangan sangat jelas sekali terlihat. Jika kita perhatikan bangunan gedung-gedung di Jakarta sungguh megah, namun di samping itu terlihat pula rumah-rumah triplek yang tidak layak huni masih juga menghiasi ibu kota.
                      Penggunaan teknologi modern di negara berkembang seperti Indonesia memang perlu sekali dan tidak terhindarkan, namun di sini perlu adanya pendekatan selektif untuk megnhindarkan penggunaan teknologi maju secara luas tanpa adanya pertimbangan keuntungan dan kemanfaatannya bagi masyarakat. Karena itu masyarakat harus melek teknologi bukan hanya dalam pemanfaatannya namun juga dalam pemilihannya sesuai kondisi yang ada dan juga sesuai kebutuhan. Selain itu kemungkinan-kemungkinan hal negatif yang dapat ditimbulkan teknologi tersebut harus benar-benar diwaspadai secara bersama. Hal ini dapat dilakukan dengan mengawasi generasi-generasi muda khususnya anak-anak di bawah umur ketika menggunakan teknologi.
                       Masalah yang sedang terjadi saat ini adalah isu global warming yang disebabkan oleh berbagai teknologi yang ada. Pemanasan globan yang dapat menyebabkan ketitakstabilan kehidupan akan menyebabkan kehidupan ini goyah dan terjadilah berbagai bencana. Pada dasarnya semua itu adalah ulah tangan manusia itu sendiri yang menciptakan sebuah teknologi tanpa melihat kemungkinan negatif yang ditimbulkan. Teknologi mobil yang berkembang saat ini dengan menggunakan bahan bakar minyak dipandang dapat menimbulkan pemanasan global. Namun kita perhatikan saat ini para ilmuan telah sadar akan hal itu dan mulai mengembangkan mobil yang lebih ramah lingkungan dengan berbahan bakar listrik dan minyak. Hal ini bagi Indonesia merupakan sesuatu kemajuan yang luar biasa dalam pengembangan teknologi mobil ramah lingkungan. Melihat potensi alam Indonesia yang mendukung untuk penciptaan mobil listrik dengan sumberdaya yang dimiliki tampaknya lebih mudah untuk dilakukan. Namun permasalahannya sekarang adalah, apakah hasil teknologi ini akan diterima oleh masyarakat Indonesia? Inilah yang menjadi tanggungjawab pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat.
                       Ilmu pengetahuan berkembang secara aktif di bebagai bidang antara lain, pertanian, ilmu ekonomi, ilmu sosial, kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan lain sebagainya. Namun jika dicermati lebih dalam, ada empat bidang ilmu pengetahuan dan teknologi strategis yang menentukan masa depan dunia, yaitu material, energi, mikroelektronik, dan bioteknologi. (Rahardi Ramelan,2004). Bidang-bidang tersebut juga menghasilkan empat macam teknologi, yaitu teknologi bahan, teknologi energi, teknologi mikrielektronika, dan teknologi hayati.
                     Jika kita perhatikan kondisi sekarang, seolah-olah secara umum teknologi-teknologi yang berkembang merupakan karya orang-orang Barat dan seakan mempercayakan orang-orang Timur yang menggunakannya di dalam hal pengontrolan medianya, untuk mengawasi pemanfaatan teknologi itu demi harkat dan martabat manusia. Karena itulah, seharusnya kita yang masih menjadi pengguna teknologi Barat untuk sadar akan pelepasan tanggunga jawab tersebut. Saat inilah kita dituntut untuk menciptakan teknologi yang sesuai untuk kondisi kita. Hal ini nampaknya telah mulai dilakukan oleh beberapa pelajar Indonesia seperti, mobil nasional, mobil bertenaga listrik, becak bertenaga surya, dan lain sebagainya.

                    Dalam penyebarannya, kebudayaan memiliki radiasi budaya yang bisa dilihat dalam beberapa poin berikut.
     Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk bertahap tidak secara keseluruhan melainkan melalui individual. Contohnya, industri-industri yang ada di dunia timur merupakan hasil dari masuknya kebudayaan barat. Dunia Timur tidak mengambil kebudayaan Barat secara keseluruhan langsung melainkan sedikit demi sedikit.
    Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Semakin tinggi aspek budayanya maka semakin sulit penerimaannya. Contohnya adalah religi yang merupakan salah satu unsur kebudayaan akan sulit diterima oleh orang Timur dibandingkan dengan teknologinya, karena teknologi merupakan aspek budaya yang masih tergolong luar.
      Ketiga, jika unsur budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lain. Dengan masuknya teknologi maka akan masuk pula nilai budaya asing tersebut melalui orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.
     Keempat, unsur budaya yang asli pada tanah aslinya akan menjadi bahaya bagi masyarakat yang didatangi. Contohnya, nasionalisme yang membuat negara-negara Eropa maju justru membuat sitem kenegaraan negara-negara Timur hancur seperti kekhalifahan di Timur Tengah.
Pengaruh-pengaruh Iptek  yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam berbagai elemen berikut.

1.      Perubahan di bidang intelektual; masyarakat meninggalkan kebiasaan lama atau kepercayaan tradisional, mereka mulai mengambil kebiasaan serta kepercayaan baru, setidaknya meraka telah melakukan reaktualisasi.
2.      Perubahan dalam organisasi sosial yang mengarah pada kehidupan politik.
3.      Perubahan dan benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata lingkungan.
4.      Perubahan di bidang industri dan kemampuan di medan perang.

Bab II
Penutup
A.    Kesimpulan
Melihat penjelasan di dalam pembahasan yang telah lewat, penulis menyimpulkan beberapa hal terkait tema di atas.
Pertama, kebudayaan akan selalu mengalami perkembangan, terutama dalam hal keilmuan, dan teknologinya. Ilmu dan teknologi merupakan dua hal yang berkaitan karena dari ilmulah teknologi lahir dan di dalam teknologi terdapat ilmu.
Kedua, setiap kebudayaan memiliki ciri khusus tersendiri  meskipun ada unsur-unsur kebudayaan universal. Setiap kebudayaan dapat mempengaruhi satu sama lain. Kebudayaan Indonesia contohnya yang memiliki kebudayaan gotong royong, penuh kekluargaan dipengaruhi oleh kebudayaan Barat yang cenderung bersifat individual. Nilai-nilai kebudayaan lokal dapat tergeser dengan adanya nilai-nilai kebudayaan baru.
Ketiga, ilmu pengetahuan di Indonesia masih belum dapat menandingi dunia Barat, demikian juga dalam hal teknologi, kita masih menggunakan teknologi yang dihasilkan Barat dan masih sedikit sekali yang menggunakan teknologi yang kita ciptakan sendiri.
B.     Saran
Para ilmuan Indonesia hendaknya mulai memikirkan bagaimana supaya keilmuan di Iindonesai bisa mendunia. Bukan hanya dalam memenangkan lomba-lomba fisika, matematika, namun kita berlomba juga dalam menciptakan teknologi modern sehingga dunia Baratlah yang akan menggunakan teknologi hasill ciptaan kita.
Tulisan ini hanya sedikit gambaran yang terjadi di Indonesia terkait kebudayaan, ilmu pengatahuan dan teknologi. Penulis sungguh mengharapkan masukan dari para pembaca untuk perbaikan tulisan ke depannya. Karena setiap karya manusia pasti tidak ada yang sempurna. Dan akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang ingin mengambil manfaat darinya.




Bab III
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Anwar, Khaidir. 1995. Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Asmin, Yudian W. 1995. Filsafat Teknologi. Surabaya: AL-IKHLAS
Herimanto dan Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mikhael Dua. 2007. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Maumere: Penerbit Ledalero
Muljohardjono, Hanafi. 2004. Sains, Humaniora, dan Agama. Surabaya: Airlangga University Press
Salam, Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkebangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar