Bab I
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan yang
kita miliki merupakan hasil dari pengalaman-pengalaman yang kita alami. Sejauh
mana pengalaman-pengalaman yang dimiliki seseorang semakin banyak pengetahuan
yang ia miliki. Berawal dari ketidaktahuan manusia mulai mencari tahu akan
hal-hal yang tidak ia ketahui tersebut. Filsafat yang dahulunya sangat berperan
dalam memecahkan ketidaktahuan manusia. Filsafat membantu seseorang berusaha
mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan yang ada dibenaknya untuk menyelesaikan
masalah kehidupan. Karena semakin komplek permasalahan yang dihadapi manusia
dalam kehidupannya, maka mulailah bermunculan berbagai disiplin ilmu yang
dulunya menjadi bidang filsafat secara keseluruhan. Namun saat ini setiap
disiplin ilmu telah memiliki bidang kajian sendiri secara khusus yang mendalami
masalah-masalah bidang kajiannya untuk mencari solusi atas permasalah manusia
di bidang itu.
Ilmu pengetahuan
sepertinya hanya dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang bersifat kajian.
Manusia semakin berkembang dan semakin pelik juga masalah yang timbul. Dalam
tataran kehidupan riil, manusia membutuhkan teknologi yang merupakan hasil dari
ilmu pengetahuan untuk memudahkan hidup manusia. Efektifitas dan efisiensilah
yang menjadi ciri dari teknologi tersebut.
Kebudayaan memiliki
peran dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu unsur
kebudayaan adalah pengetahuan itu sendiri, dari unsur itu lah ilmu pengetahuan
berkembang sehingga mencapai tahapan yang sangat tinggi sebagaimana yang kita
ketahui sekarang. Dunia saat ini berada di era globalisasi, hal ini ditandai
dengan kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Berkat kecanggihan
teknologi, informasi yang terjadi di belahan bumi barat dapat dengan mudah kita
ketahui melalui internet misalnya, atau dari televisi, radio, dan media massa
lainnya. Kemajuan teknologi yang begitu pesatnya membawa kekhawatiran bagi
sebagian orang yang selalu berpegang kuat kepada nilai-nilai budaya. keberadaan
teknologi secara tidak langsung akan menggeser nilai-nilai kebudayaan yang
telah ada pada suatu daerah. Karena itulah muncul berbagai upaya untuk mencegah
dampak negatif dari teknologi tersebut yang salah satunya dengan pengintegrasian
antara ilmu pengetahuan dan agama.
Kehidupan kita di
Indonesia nampaknya sudah mulai berkembang, ini dapat kita lihat dari berbagai
kemajuan yang alami mulai dari aspek ekonomi, politik, pendidikan, dan lain
sebagainya. Masuknya budaya-budaya luar khususnya barat juga sangat
mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Dunia Barat yang lebih
dahulu berkembang dan maju tentu akan ditiru oleh negara-negara berkembang, dan
resikonya adalah tergesernya nilai-nilai yang telah ada. Permasalahan yang
timbul saat ini adalah, Indonesia masih cenderung sebagai pemanfaat dari
teknologi yang diciptakan oleh Barat. Sepertinya lambat laun Indonesia juga
akan menjadi negara yang menciptakan teknologi seperti Barat meskipun agak
terlambat, hal ini karena budaya yang kita miliki berbeda dengan budaya Barat.
Dalam kaitannya dengan kenyataan di atas, maka
dalam makalah ini akan dibahas berbagai topik tentang hal yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut, seperti kebudayaa, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
perkembangannya di Indonesia. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah mengapa
Indonesia tidak dapat menjadi pioner dari penemuan-penemuan teknologi modern?
B. Rumusan Masalah
Melihat latar
belakang di atas, untuk memperjelas apa yang akan dikaji dalam makalah ini,
maka perlu dirumuskan beberapa poin sebagai titik tekan dalam pembahasannya.
1. Apa yang dimaksud kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi?
2. Bagaiman pengaruh kebudayaan terhadap Iptek?
3. Bagaimana peran kebudayaan Indonesia dalam mengembangkan disiplin ilmu
pengetahuan di Indonesia?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini tentu harus sesuai dengan
rumusan masalah, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan kebudayaan, ilmu pengatahuan, dan teknologi.
2. Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan terhadap Iptek.
3. Mengetahui peran kebudayaan Indonesia dalam
mengembangkan disiplin ilmu pengetahuan di Indonesia.
Pembahasan
Kebudayaan, Ilmu
Pengetahuan, dan Teknologi
1. Kebudayaan
Kebuayaan sebagaimana yang telah kita ketahui bersama merupakan hasil
dari akal budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Menurut Soemardjan dan Soemardi yang dikutip Soerjono Soekanto dalam
bukunya Sosioligi Suatu Pengantar, mendefinisikan kebudayaan sebagai
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang
diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitar agar kekuatan dan hasilnya
dapat difungsikan untuk keperluan masyarakat.
Secara umum, kebudayaan diartikan
sebagai sebuah adat yang ada di masyarakat yang digambarkan dalam kesenian
seperti tarian, lukisan, seni suara, rumah adat, pakaian adat, dan lain
sebagainya. Namun dari pandangan sosiologi kebudayaan bukanlah sesederhana itu.
Kebudayaan merupakan semua hasil cipta, karsa, rasa, karya manusia baik
yang material maupun non material. Ini dilihat dari fenomena yang ada dalam
masyarakat.
Kebudayaan material adalah hasil cipta karsa yang berwujud
benda-benda nyata yang digunakan untuk mengolah alam seperti gedung, pabrik,
jalan, rumah, dan alat komunikasi. Kebudayaan
di sini lebih diartikan sebagai hasil dari pengetahuan manusia tentang
teori-toeri terapan sehingga menjadi teknologi yang nyata dan digunakan oleh
masyarakat tersebut untuk memudahkan segala urusannya.
Kebudayaan
nonmaterial adalah hasil cipta dan karsa yang berwujud kebiasaan dan adat
istiadat, serta kesusilaan, keyakinan, keagamaan, dan
sebagainya. Aturan-aturan yang tidak
tertulis namun ditaati oleh suatu masyarakat adalah contoh dari kebudayaan ini.
Seperti yang dapat kita amati di jawa yang terkenal dengan keramahannya, dan
penghormatannya kepada orang yang lebih tua sehingga harus membungkukkan badan
ketika berjalan di antara orang-orang yang lebih tua. Budaya seperti ini tidak
kita dapati bagi orang-orang Arab. Contoh lain adalah bagaimana budaya
pernikahan adat sasak yang terkesan mencuri calon pengantin wanita terlebih
dahulu sebelum dinikahi oleh calon pengantin pria setelah mendapatkan
persetujuan dari keluarga kedua belah pihak.
Kebudayaan itu memiliki tiga bentuk perwujudan, yaitu: (1) ide, gagasan,
nilai-nilai, norma, peraturan; (2) kelakuan atau kebiasaan manusia dalam
masyarakat; (3) benda-benda hasil karya manusia. Tiga hal di atas jika
diperinci, secara keseluruhan semuanya tidak keluar dari tujuh unsur kebudayaan
yang dikutip Ahmadi dari pendapat Koentjaraningrat yang dikenal dengan
unsur-unsur kebudayaan universal, yaitu:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahaun
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencarian hidup
Kebudayaan memang bagian dari kehidupan manusia, manusialah yang menciptakan
kebudayaan. Semakin maju kebudayaan manusia maka ia akan semakin ingin tahu
tentang sesuatu yang menjadi permasalahannya dalam kehidupan. Karena itulah
sistem pengetahuan menjadi salah satu unsur kebudayaan manusia. Sistem
pengetahuan manusia akan selalu berkembang sampai masalah yang dihadapi manusia
habis, mungkin barulah pengetahuan itu akan berhenti.
2. Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang paling pasti dari semua jenis pengetahuan
yang dimiliki oleh manusia. Kepastian ilmu pengetahuan didukung oleh penelitian
dan refleksi yang dilakukan atas pengetahuan yang sudah ada. Penelitian dan
refleksi merupakan faktor yang berperan penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.[6]
Berbagai macam pengetahuan yang kita miliki, satu contoh adalah tentang benda
yang dilemparkan ke atas pasti akan jatuh ke bawah, hal ini merupakan
pengetahuan masih dalam tahap biasa, kemudian setelah adanya penemuan dari
hasil penelitian yang membuktikan bahwa adanya daya gravitasi bumi yang membuat
benda itu selalu jatuh ke bawah. Ketika telah diketahui seperti itu, maka
pengetahuan itu bersifat pasti. Sifat pasti dalam ilmu pengetahuan tentu masih
bersifat tentatif atau masih ada kemungkinan untuk berubah dengan adanya
penemuan teori baru yang dapat meruntuhkan teori sebelumnya dari hasil penelitian-penelitian
yang lain.
Ilmu pengetahuan (science)
adalah pengetahuan (knowledge) yang telah tersusun secara sistematis
dengan menggunakan pikiran, yang mana pengetahuan itu dapat selalu ditelaah
dengan teliti oleh orang yang ingin mengetahuinya.[7]
Melihat pengetian di atas setidaknya kita bisa menangkap beberapa hal
yang menjadi persyaratan yang menjadikan pengetahuan itu sebagai ilmu
pengetahuan (science), antara lain:
Pertama, adanya pengetahuan. Pengetahuan ini
merupakan hasil dari pemikiran manusia yang berasal dari kesan yang ditimbulkan
panca indera yang berbeda sekali dengan pengetahuan tentang agama, mitos,
tahayul dan lain sebagainya. Pengetahuan yang menjadi salah satu syarat
terbentukanya ilmu harus merupakan hasil dari penginderaan, misalnya api itu
panas, es itu dingin, besi itu jika dipanaskan akan meleleh. Kedua,
sistematis. Sistematis di sini berarti urut sehingga jelas apa yang menjadi
fokus atau garis besar ilmu pengetahuan tersebut. Secara urut berarti
pembentukan dari ilmu pengetahuan ini harus memiliki metode atau cara-cara yang
ditempuh untuk membuktikannya. Ketiga, hasil pemikiran. Artinya, ilmu
pengetahuan hasil penggunaan otak atau akal, dengan kata lain pengetahuan ini
masuk akal, menafikan hal-hal yang tidak masuk akal semisal beberapa hal yang
ada di dalam agama contohnya kenapa orang Islam shalat menghadap kiblat
(ka’bah), mengapa kita shalat dengan cara yang kita lakukan saat ini. Kemudian
yang keempat adalah ilmu pengetahuan itu harus dapat dikemukakan menjadi
konsumsi umum dan tidak menutup kemungkinan orang lain melakukan penelitian
tentang hal yang sama demi pengembangan ilmu pengetahuan (objektif).
Ilmu pengetahuan
dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu sebagai ilmu pengetahuan murni dengan
bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak,
yaitu untuk mempertinggi mutunya hanya dalam ranah otak (mind).
Selanjutnya ilmu pengetahuan terapan yang bertujuan untuk mempergunakan dan
menerapkan ilmu pengetahuan tesebut dalam masyarakat dengan tujuan untuk
membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi manusia
dalam hidup ini.
Ilmu atau science berfungsi untuk memahami
permasalahannya.Pengetahuan dan sience memang sejak awal menjadi problem
solving bagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi manusia. Baik masalah
yang bersifat teoretis maupun praktis. Kita mencoba perhatikan di setiap
disiplin ilmu, secara keseluruhan semua disiplin keilmuan bertujuan untuk menyelesaikan
segala macam permasalahan manusia di bidang yang menjadi konsentrasinya,
sebagaimana juga filsafat yang merupakan induk dari setiap ilmu yang dulunya
menjadi pemecah masalah yang ada di tengah kehidupan ini.
3. Teknologi
Teknologi modern merupakan teknologi yang diperoleh secara saintifik, atau sain terapan.Artinya, hasil dari ilmu
pengetahuan yang bersifat terapan adalah berbagai alat-alat teknologi yang
digunakan manusia untuk memudahkan dan menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. E.B Taylor memiliki definisi kebudayaan sebagaimana yang
dikutip Abu Ahmadi, adalah sebuah jalinan dalam keseluruhan yang meliputi,
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat dan
lain sebagainya yang menjadi kenyataan dan kebiasaan yang dilakukan
oleh suatu masyarakat.Berdasarkan definisi ini, teknologi tidak disebutkan
secara jelas, namun dari kenyataan dan kebiasaan yang dilakukan oleh suatu
masyarakat tentu di dalamnya ada unsur teknologi. Karena itu selalu ada teknologi
dalam kebudayaan manusia dengan model yang sesuai dengan kondisi zamannya
masing-masing. Contohnya, penggunaan batu ketika memburu pada masa pra-sejarah
merupakan teknologi di saat itu. Berbeda dengan zaman kita sekarang yang sudah
menggunakan berbagai teknologi modern dalam berburu seperti senapan angin yang
tentunya berbeda dengan yang digunakan di masa pra-sejarah. Intinya adalah, di
setiap zaman pasti memiliki kebudayaan dan dalam kebudayaan itu ada sistem
teknologi.
Teknologi sebenarnya
telah ada sejak zaman dahulu, karena teknologi itu merupakan segala prangkat
ide, metode, teknik, benda material yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Jadi, teknologi itu lahir dari akal manusia untuk menguasai dan
memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Karena itu
teknologi berfungsi untuk mempermudah hidup manusia dan menjadikannya lebih
efektif dan efisien dalam melakukan suatu pekerjaan yang menjadi kegiatannya
dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
ibarat saudara kembar yang sulit dipisahkan dalam peranannya untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Di mana ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahuai
“apa”, sedangkan teknologi digunakan untuk mengetahui “bagaimana”. Ilmu
merupakan badan pengetahuan (body of knowledge), dan teknologi sebagai
“seni” yang berhubungan dengan proses produksi yang berkaitan dalam suatu
sistem yang saling berinteraksi. Teknologi adalah terapan dari ilmu
pengetahuan, sementara teknologi itu sendiri mengandung ilmu pengetahuan di
dalamnya. Segala bentuk kemajuan teknologi saat ini tidak lepas dari kemajuan
ilmu pengetahuan itu sendiri, karena ilmu pengetahuan itulah yang menghasilkan
teknologi.
Teknologi terdiri
dari tujuh unsur, yaitu: (1) alat-alat produktif, yang digunakan untuk merubah
bahan mentah menjadi barang jadi seperti, rice cooker, mixer, dan
lain-lain; (2) senjata, yang digunakan untuk mempertahankan diri dan negara
baik yang berjenis nyata maupun kimian; (3) wadah, yang merupakan bangunan
infra struktur yang semakin maju saat ini; (4) makanan dan minuman, yang
dulunya masih sederhana, sekarang muncul berbagai makanan yang siap saji dengan
berbagai olahan rasa; (5) pakaian dan perhiasan, berbagai tren mode
perhiasan dan pakaian yang tidak ada habisnya; (6) tempat berlindung dan
perhiasan, seperti rumah dan lain sebagainya; dan (7) alat-alat transfor,
seperti mobil, pesawat, dan kapal pengangkut barang dari satu wilayah ke
wilayah lain. Ketujuh unsur ini menjadi daerah keberadaan teknologi tersebut.
Jika kita perhatikan lebih cermat, keseluruhan unsur tersebut hanya berada pada
hal-hal yang bersifat fisik, ini disebabkan karena teknologi merupakan ilmu
pengetahuan terapan yang diperuntukkan dalam pemecahan masalah-masalah yang
nyata. Teknologi ini merupakan hasil karya masyarakat atau juga dapat dikatakan
kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi
masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.
Begitu besar
pengaruh dan manfaat teknologi bagi manusia dalam penyelesaian masalah yang
dihadapi. Namun dalam hal ini, manusia tentu tidak hanya memiliki permasalah
yang nyata. Ada permasalahan-permasalahan manusia yang bersifat nonfisik
seperti masalah kejiwaan, masalah moral, dan lain sebagainya, dalam hal seperti
ini teknologi tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah itu. Maka saat itulah
dibutuhkan nilai-nilai adat lainnya seperti nilai-nilai agama.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perkembangan Iptek
Teknologi di era globalisasi ini membuat orang cenderung hidup senang
dan mewah. Semakin maju suatu teknologi maka semakin melahirkan sifat
menyenangkan dan mewah, dan juga semakin mahal meskipun lebih besifat
memudahkan. Kita lihat di Indonesia, pengaruh teknologi nampaknya menciptakan
dua hasil yang bersegi. Di satu pihak, membawa gaya hidup yang serba
menyenangkan, dan di pihak lain membawa problem sosial yang cukup parah yaitu
mempertajam jurang antara lapisan kaya dan miskin di dalam masyarakat, dan
dapat juga menjadi bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri..Contohnya kita bisa lihat di ibu kota Jakarja,
di mana kesenjangan sangat jelas sekali terlihat. Jika kita perhatikan bangunan
gedung-gedung di Jakarta sungguh megah, namun di samping itu terlihat pula
rumah-rumah triplek yang tidak layak huni masih juga menghiasi ibu kota.
Penggunaan
teknologi modern di negara berkembang seperti Indonesia memang perlu sekali dan
tidak terhindarkan, namun di sini perlu adanya pendekatan selektif untuk
megnhindarkan penggunaan teknologi maju secara luas tanpa adanya pertimbangan
keuntungan dan kemanfaatannya bagi masyarakat. Karena itu masyarakat harus
melek teknologi bukan hanya dalam pemanfaatannya namun juga dalam pemilihannya
sesuai kondisi yang ada dan juga sesuai kebutuhan. Selain itu
kemungkinan-kemungkinan hal negatif yang dapat ditimbulkan teknologi tersebut
harus benar-benar diwaspadai secara bersama. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengawasi generasi-generasi muda khususnya anak-anak di bawah umur ketika
menggunakan teknologi.
Masalah
yang sedang terjadi saat ini adalah isu global warming yang disebabkan
oleh berbagai teknologi yang ada. Pemanasan globan yang dapat menyebabkan
ketitakstabilan kehidupan akan menyebabkan kehidupan ini goyah dan terjadilah
berbagai bencana. Pada dasarnya semua itu adalah ulah tangan manusia itu
sendiri yang menciptakan sebuah teknologi tanpa melihat kemungkinan negatif
yang ditimbulkan. Teknologi mobil yang berkembang saat ini dengan menggunakan
bahan bakar minyak dipandang dapat menimbulkan pemanasan global. Namun kita
perhatikan saat ini para ilmuan telah sadar akan hal itu dan mulai
mengembangkan mobil yang lebih ramah lingkungan dengan berbahan bakar listrik
dan minyak. Hal ini bagi Indonesia merupakan sesuatu kemajuan yang luar biasa
dalam pengembangan teknologi mobil ramah lingkungan. Melihat potensi alam
Indonesia yang mendukung untuk penciptaan mobil listrik dengan sumberdaya yang
dimiliki tampaknya lebih mudah untuk dilakukan. Namun permasalahannya sekarang
adalah, apakah hasil teknologi ini akan diterima oleh masyarakat Indonesia?
Inilah yang menjadi tanggungjawab pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang
dibuat.
Ilmu
pengetahuan berkembang secara aktif di bebagai bidang antara lain, pertanian,
ilmu ekonomi, ilmu sosial, kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan lain
sebagainya. Namun jika dicermati lebih dalam, ada empat bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi strategis yang menentukan masa depan dunia, yaitu material,
energi, mikroelektronik, dan bioteknologi. (Rahardi Ramelan,2004).
Bidang-bidang tersebut juga menghasilkan empat macam teknologi, yaitu teknologi
bahan, teknologi energi, teknologi mikrielektronika, dan teknologi hayati.
Jika kita
perhatikan kondisi sekarang, seolah-olah secara umum teknologi-teknologi yang
berkembang merupakan karya orang-orang Barat dan seakan mempercayakan
orang-orang Timur yang menggunakannya di dalam hal pengontrolan medianya, untuk
mengawasi pemanfaatan teknologi itu demi harkat dan martabat manusia. Karena
itulah, seharusnya kita yang masih menjadi pengguna teknologi Barat untuk sadar
akan pelepasan tanggunga jawab tersebut. Saat inilah kita dituntut untuk
menciptakan teknologi yang sesuai untuk kondisi kita. Hal ini nampaknya telah
mulai dilakukan oleh beberapa pelajar Indonesia seperti, mobil nasional, mobil
bertenaga listrik, becak bertenaga surya, dan lain sebagainya.
Dalam
penyebarannya, kebudayaan memiliki radiasi budaya yang bisa dilihat dalam
beberapa poin berikut.
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk bertahap tidak secara keseluruhan
melainkan melalui individual. Contohnya, industri-industri yang ada di dunia
timur merupakan hasil dari masuknya kebudayaan barat. Dunia Timur tidak
mengambil kebudayaan Barat secara keseluruhan langsung melainkan sedikit demi
sedikit.
Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya.
Semakin tinggi aspek budayanya maka semakin sulit penerimaannya. Contohnya
adalah religi yang merupakan salah satu unsur kebudayaan akan sulit diterima
oleh orang Timur dibandingkan dengan teknologinya, karena teknologi merupakan
aspek budaya yang masih tergolong luar.
Ketiga, jika unsur budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lain. Dengan
masuknya teknologi maka akan masuk pula nilai budaya asing tersebut melalui
orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.
Keempat, unsur budaya yang asli pada tanah aslinya akan menjadi bahaya bagi
masyarakat yang didatangi. Contohnya, nasionalisme yang membuat negara-negara
Eropa maju justru membuat sitem kenegaraan negara-negara Timur hancur seperti
kekhalifahan di Timur Tengah.
Pengaruh-pengaruh Iptek yang terjadi dalam kehidupan masyarakat,
khususnya dalam berbagai elemen berikut.
1. Perubahan di bidang intelektual; masyarakat meninggalkan kebiasaan lama
atau kepercayaan tradisional, mereka mulai mengambil kebiasaan serta
kepercayaan baru, setidaknya meraka telah melakukan reaktualisasi.
2. Perubahan dalam organisasi sosial yang mengarah pada kehidupan politik.
3. Perubahan dan benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata lingkungan.
Bab II
Penutup
A. Kesimpulan
Melihat penjelasan di dalam pembahasan yang
telah lewat, penulis menyimpulkan beberapa hal terkait tema di atas.
Pertama, kebudayaan akan selalu mengalami
perkembangan, terutama dalam hal keilmuan, dan teknologinya. Ilmu dan teknologi
merupakan dua hal yang berkaitan karena dari ilmulah teknologi lahir dan di
dalam teknologi terdapat ilmu.
Kedua, setiap kebudayaan memiliki ciri khusus
tersendiri meskipun ada unsur-unsur kebudayaan universal. Setiap
kebudayaan dapat mempengaruhi satu sama lain. Kebudayaan Indonesia contohnya
yang memiliki kebudayaan gotong royong, penuh kekluargaan dipengaruhi oleh
kebudayaan Barat yang cenderung bersifat individual. Nilai-nilai kebudayaan
lokal dapat tergeser dengan adanya nilai-nilai kebudayaan baru.
Ketiga, ilmu pengetahuan di Indonesia masih belum
dapat menandingi dunia Barat, demikian juga dalam hal teknologi, kita masih
menggunakan teknologi yang dihasilkan Barat dan masih sedikit sekali yang
menggunakan teknologi yang kita ciptakan sendiri.
B. Saran
Para ilmuan Indonesia hendaknya mulai
memikirkan bagaimana supaya keilmuan di Iindonesai bisa mendunia. Bukan hanya
dalam memenangkan lomba-lomba fisika, matematika, namun kita berlomba juga
dalam menciptakan teknologi modern sehingga dunia Baratlah yang akan
menggunakan teknologi hasill ciptaan kita.
Tulisan ini hanya sedikit gambaran yang
terjadi di Indonesia terkait kebudayaan, ilmu pengatahuan dan teknologi.
Penulis sungguh mengharapkan masukan dari para pembaca untuk perbaikan tulisan
ke depannya. Karena setiap karya manusia pasti tidak ada yang sempurna. Dan
akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang ingin mengambil manfaat
darinya.
Bab III
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu
Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Anwar,
Khaidir. 1995. Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Asmin, Yudian W. 1995. Filsafat
Teknologi. Surabaya: AL-IKHLAS
Herimanto dan Winarno.
2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mikhael Dua. 2007. Filsafat
Ilmu Pengetahuan. Maumere: Penerbit Ledalero
Muljohardjono, Hanafi.
2004. Sains, Humaniora, dan Agama. Surabaya: Airlangga University Press
Salam,
Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Surajiyo.
2010. Filsafat Ilmu dan Perkebangannya di Indonesia. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar